Kali ini saya mau coba review film, yang menurut saya bagus banget dan sukses bikin berlinang air mata. Ini bukan film baru, rilis lebih dari 10 tahun yang lalu, dan menurut sumber di internet film ini sempet jadi box office selama dua minggu di Korea dan di Jepang. Alur ceritanya begitu mengalir, setting tempatnya juga sederhana kaya kehidupan sehari-hari orang biasanya, ga ada cerita yang berlebihan dan setiap scene cukup masuk akal seperti kehidupan nyata,
Tokoh utama perempuan dalam film ini bernama Kim Su-Jin dan tokoh utama laki-lakinya bernama Choi Cheol-Soo, Kim Su-Jin adalah seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan konveksi besar, ayahnya seorang kontraktor yang sukses namun seringkali pelupa dan susah mengingat nama seseorang tapi itu hal yang wajar karena usia yang sudah tua, Su-jin mempunyai seorang adik perempuan dan ibu yang cantik juga perhatian. Su-Jin mencintai seorang laki-laki beristri yang merupakan bos di kantornya, ia tahu bahwa ini merupakan hal yang salah, dia tidak mengindahkan larangan kedua orang tuanya untuk tidak menjalin hubungan dengan lelaki beristri, hingga ia memutuskan untuk kabur bersama lelaki itu, adegan pertama film ini yaitu ketika Su-jin sedang menunggu lelaki itu di sebuah stasiun kereta api, tapi ternyata lelaki itu tidak pernah datang dan hal ini membuat Su-jin merasa semua pengorbanannya sia-sia, di cap sebagai perempuan perebut suami orang dan meninggalkan keluarga demi seorang lelaki, tapi sebesar apapun kesalahan Su-Jin, keluarganya selalu menerima ia kembali, dan akhirnya dia pulang ke rumah. Di perjalanan dia mampir ke sebuah mini market untuk membeli minuman ringan, karena sedang tidak fokus, Su-Jin malah pergi dari kasir dan lupa membawa minuman serta dompetnya kembali, dan dia harus tepaksa kembali ke mini market tersebut untuk mengambil dompet dan minumanya, disinilah untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Choi Cheol-Soo, saat itu Su-Jin menyangka bahwa minuman yang dibawa Cheol-Soo adalah miliknya sehingga tanpa basa-basi dia merebut minuman di tangan Cheol-Soo dan meneguknya sampai habis, Cheol-Soo kebingungan dengan ulah Su-jin dan meningalkan wanita itu dengan senyum geli, Su-jin menghampiri kasir dan si penjaga kasir langsung menyerahkan dompet dan minuman Su-jin yang tertinggal, disitu ia menyadari bahwa dia telah keliru menyangka lelaki yang dia temui mengambil minumanya, Su-Jin langsung bergegas keluar untuk meminta maaf tapi lelaki itu sudah tidak ada.
Kemudian keesokan harinya Su-Jin yang sudah kembali kerumah disambut dan diperlakukan dengan baik oleh keluarganya seakan tidak terjadi apa-apa, mereka sepakat untuk melupakan kesalahan Su-Jin yang lalu, pagi itu dia ikut bersama Ayahnya ke lokasi pembangunan sebuah gedung, disini dia kembali bertemu Cheol-Soo namun hanya berani melihatnya dari kejauhan. Ternyata Cheol-Soo adalah seorang Mandor di proyek pembangunan sebuah gedung tempat Ayah Su-Jin juga bekerja, Cheol-Soo merupakan seseorang yang sangat idealis dalam pekerjaanya, dia memperhitungkan segala sesuatu dengan matang dan mempertimbangkan segala hal dengan detail, karena ternyata sebenarnya Cheol-Soo adalah seorang arsitek, tapi dia belum mempunyai kesempatan berkarir sebagai arsitek dan akhirnya hanya menjadi seorang mandor. Cheol-Soo adalah lelaki berwatak keras dan tegas, ditakuti dan dihormati oleh anak buahnya, dia mempunyai sebuah mobil tua yang isinya penuh dengan perkakas alat-alat bangunan, dia dipandang aneh oleh banyak orang karena gayanya yang cuek dan tidak pernah berpakaian dengan rapih.
Oh iya dan soundtrack film ini bener-bener klasik, jadi lucu :))
Suatu hari Su-Jin mendapat tugas dari kantornya untuk merenovasi sebuah ruangan, dan dia meminta pada ayahnya untuk mengirimkan seorang tukang kayu yang hebat agar bisa menyelesaikan tugasnya, lalu ayahnya menyetujui untuk mengirim seorang tukang yang hebat dan memperingatkan agar Su-Jin berhati-hati karena orangnya galak, ujar ayahnya sambil bercanda. Akhirnya orang yang ditunggu datang, dan betapa terkejutnya ketika Su-jin tau bahwa orang yang dikirim ayahnya adalah Cheol-Soo, dia kembali teringat bahwa dia pernah merebut minuman milik Cheol-Soo, dia menghindar dan berniat membelikan minuman ringan yang sama tapi tiba-tiba Cheol-Soo sudah berada di belakangnya dan langsung meneguk minuman itu sampai habis lengkap dengan sendawa yang keras, kejadian itu membuat Su-Jin geli dan tersenyum-senyum selama perjalanan pulang. Di tengah perjalanan Su-Jin dijambret oleh seorang pengendara motor, Cheol-Soo yang berada di sana langsung menolong Su-Jin dan membantunya membereskan semua barang-barang dari tas Su-Jin yang berserakan, isi tas Su-Jin dipenuhi pensil dan itu cukup aneh :D haha, akhirnya Cheol-Soo membantu membetulkan tas Su-Jin yang rusak dan mengantarnya pulang dengan mobilnya, mobil Cheol-Soo dipenuhi perkakas dan membuat Su-Jin kesulitan untuk duduk, beberapa orang memandang mereka aneh dengan mobil yang juga aneh, tapi didalam hati Su-Jin sangat senang bisa lebih dekat dengan seorang pria.
Hubungan mereka berdua semakin dekat, Su-Jin sering menemani Cheol-Soo untuk bermain baseball di malam hari untuk menghilangkan stress, dan Su-jin sangat menyukai aroma tubuh Cheol-Soo yang mengingatkanya pada sesuatu yang indah di masa lalu, seperti aroma ayah atau pamanya, dan itu membuat dia bahagia karena sejak kecil Su-Jin sangat dekat dengan ayahnya. mungkin dia menemukan karakter lelaki sejati dalam diri Cheol-Soo, hhihi so sweet.. mereka senang melakukan permainan-permainan lucu, Su-Jin merasa dia benar-benar bahagia bersama Cheol-Soo. Su-Jin membuatkan Cheol-Soo jas hasil jahitanya sendiri untuk dipakai Cheol-Soo saat tes menjadi arsitek di sebuah perusahaan, meskipun Cheol-Soo merasa aneh berpakaian rapih tapi ia senang, dan berjanji akan lulus tes ini, Su-Jin menunggu dengan setia di luar gedung walaupun sebelumnya Cheol-Soo menyuruhnya pulang.
Dirumah Su-Jin berbincang dengan ayahnya, dan ayahnya menyadari bahwa ada perubahan pada putrinya, dia menjadi lebih sering tertawa dan menjadi periang, lalu ayahnya bertanya apakah Su-Jin sedang jatuh cinta, lalu dengan malu-malu dia menjawab iya, ayahnya bertanya siapa lelaki beruntung itu? lalu Su-Jin menyawab aku tidak bisa memberi tahu pada Ayah, didalam hatinya dia berpikir bahwa ayahnya tidak akan suka jika Su-Jin ternyata mencintai seorang mandor, tapi ia berjanji akan mempertemukan lelaki yang dicintainya itu dengan keluarganya. Su-Jin pergi menemui Cheol-So untuk bertanya apakah ia mau bertemu dengan keluarganya, tapi ternyata Cheol-So bersikeras menolak, dia tidak mau memiliki komitmen serius dengan seorang wanita, Su-Jin sedih karena setelah apa yang mereka lalui bersama ternyata Cheol-So tidak mau berkomitmen, tapi Su-Jin tidak menyerah dan meyakinkan bahwa dia bahagia bersama denga Cheol-Soo, Cheol-Soo juga mengiyakan bahwa dia juga bahagia, tapi jika mereka berdua menikah masihkah mereka bisa berbahagia? yaa mungkin disini si Cheol-Soo agak takut nikah soalnya takut dikhianatin, sama sih sama saya *eh maaf jadi curhat*
malam itu Su-Jin mengajak Cheol-Soo untuk makan malam dan berbicara serius, tapi tanpa sepengetahuan Cheol-Soo ternyata Su-Jin mengundang keluarganya, dan betapa terkejutnya ketika Ayah melihat wajah Cheol-Soo yang merupakan anak buahnya, suasana menjadi tegang, Su-Jin menjadi bingung dan dia memutuskan untuk ke toilet dan mencuci wajahnya untuk menenangkan diri, tapi dia menjadi takut untuk kembali ke meja dan memutuskan keluar dari restoran, tapi dia jatuh pingsan dan membuat semua menjadi heboh, Cheol-Soo dengan sigap membopong Su-Jin ke rumah sakit. Disitu Ayah Su-Jin melihat kesungguhan lelaki yang dicintai putrinya, ternyata Su-Jin masih menderita stress akibat persoalan hidupnya dan mengalami Anemia. Akhirnya karena melihat Su-Jin sangat mencintai Cheol-Soo maka kedua orang tua Su-Jin merestui hubungan keduanya dan merekapun menikah. Cheol-Soo mendapat pekerjaan sebagai arsitek dan mereka tinggal di rumah Cheol-Soo yang sederhana.
Su-Jin mempunyai sifat yang pelupa, dia sering sekali lupa jika sedang memasak air hingga pernah hampir terjadi kebakaran karena lupa mematikan kompor. Meskipun istrinya pelupa Cheol-Soo tidak pernah marah, dia bahkan selalu mengingatkan semua hal yang sering dilupakan sang istri, dan itu membuat rumah tangga mereka semakin mesra (waaah bikin iri). Cheol-Soo semakin semangat bekerja untuk keluarganya. Su-Jin selalu mengingat-ngingat semua hal yang membahagiakan yang telah dia lewati dengan suaminya.Su-Jin menjadi lebih sering lupa dengan hal-hal sederhana bahkan beberapa kali dia lupa jalan pulang ke rumahnya sendiri, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri kenapa bisa menjadi seperti ini. Dia memutuskan untuk pergi ke dokter dan menceritakan semua keluhannya, dia menceritakan bahwa dulu dia mencintai seorang lelaki beristri, kemudian ditinggal pergi dan menjadi stress, lalu dia bertemu seorang pria yang merubah segalanya, dia menikah dan berbahagia, namun seringkali masih pusing karena Anemia. Dokter mengatakan mungkin ini adalah syndrom sementara karena stress dan Su-jin disuruh kembali minggu depan setelah melakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT Scan.
Su-Jin kembali ke rumah, malam itu dia tidak bisa tidur, kemudian mencari-cari sebuah barang entah apa tapi dia menemukan sebuah dokumen tentang keluarga suaminya, ternyata Cheol-Soo masih mempunyai Ibu, tapi dia tidak pernah menceritakanya sama sekali, akhirnya Su-Jin mencari tau tentang keberadaan ibu Cheol-Soo, ternyata Ibu Cheol-Soo sedang terlilit hutang dengan rentenir. Su-Jin berbicara tentang Ibu Cheol-Soo tapi suaminya itu malah marah dan berkata dia tidak punya ibu, dia tidak punya keluarga lagi, keluarganya sekarang adalah hanya Su-Jin, istrinya. Tapi Su-Jin terus memaksa Cheol-Soo membantu Ibunya dan melunasi seluruh hutang ibunya, meskipun mereka tidak bisa membangun rumah baru yang penting Ibu Cheol-Soo selamat, Cheol-Soo semakin emosi dan menghancurkan gelas hingga dirinya terluka. Su-Jin bertanya mengapa suaminya begitu susah memaafkan seseorang, mengampuni orang yang berdosa pada kita tidaklah sesulit yang dipikirkan. kemudian Cheol-Soo berkata mengapa aku tidak pernah menangis, itu karena air mataku telah habis malam itu, saat ibuku meninggalkan ku untuk diurus oleh seorang kakek tua, apakah itu seorang ibu? aku tidak akan pernah mengampuninya dan tidak akan memberikan uang sepeserpun. Su-Jin berkata, seorang arsitek sejati adalah yang bisa membangun rumah di hatinya, menghilangkan segala kebencian untuk orang yang seharusnya disayanginya, maafkanlah ibumu, bahkan ayahku bisa memaafkan aku yang dulu hampir kabur dengan suami orang lain. Akhirnya Cheol-Soo luluh dan mendengarkan apa kata istrinya, dia menemui Ibunya walaupun Ibunya masih saja bersikap kasa, Cheol-Soo membayar lunas semua hutang ibunya dam membebaskan Ibunya dari penjara. Meskipun karena hal itu dia tidak jadi membangun rumah baru bagi istrinya, Su-Jin tetap senang dan menghibur suaminya, dan bahagia karena telah memilih jalan yang baik dengan mengampuni dan memaafkan.
Su-Jin kembali ke Dokter untuk berkonsultasi tentang keluhanya, kemudian dokter melihat hasil MIR dan CT Scan milik Su-Jin, dokter bertanya beberapa hal sederhana seperti penjumlahan, tanggal, dan nama-nama orang terdekatnya tapi ternyata Su-Jin kesusahan menjawab pertanyaan itu dan bertanya kenapa dokter menanyakan hal itu apa dokter sedang bercanda, tapi wajah dokter itu malah terlihat khawatir.
Di Kantor ternyata ada kabar yang kurang baik, Bos mereka yang juga merupakan mantan kekasih Su-Jin kembali dari tugasnya di Paris dan kembali menjadi pimpinan di kator mereka, dan itu membuat Su-Jin tidak nyaman, lelaki itu berkata sekarang keadaan sudah terbalik, kini aku single (dia bercerai dengan istrinya) dan kamu bersuami, perkataan itu semakin membuat Su-Jin kesal, dan dia terpaksa harus bertemu lagi dengan lelaki di masa lalunya itu.
Di rumah Su-Jin menempel foto-foto dirinya bersama Cheol-Soo ke dalam sebuah album, dia bergumam butuh waktu berapa lama untuk memenuhi satu album ini, Cheol-Soo tersenyum, dia sangat mencintai istrinya itu. Tapi Su-Jin semakin sering ling-lung, dia mencari-cari sesuatu entah apa lalu kembali duduk kebingungan, Cheol-Soo bertanya apa yang dikatakan dokter, lalu Su-Jin hanya menjawab dia disuruh kembali kesana minggu depan.
Minggu berikutnya Su-Jin kembali ke dokter, dokter bilang bahwa ada semacam protein tidak normal memenuhi pembuluh darah di otaknya dan mempengaruhi sel-sel otak, Su-Jin tidak mengerti apa yang dokter katakan, dokter bilang bahwa sebagian besar penyakitnya ini adalah karena keturunan (oh iya ayahnya Su-Jin kan pelupa tapi nggak separah ini), dokter menjelaskan bahwan Su-jin menderita Alzheimer. Su-Jin sangat terkejut, dia berkata bahwa ia baru 27 tahun dan tidak mungkin menderita penyakit ini, lalu dokter menjelaskan apa yang akan terjadi. Su-Jin akan mengalami kematian mental sebelum kematian fisik, pengobatan akan memperlambat tapi tidak menyembuhkan dan sebaiknya Su-Jin mempersiapkan semuanya (ih kenapa dokter ngomong gini ya? bikin shock aja). dokter bertanya apa Su-Jin bekerja, Su-Jin harus menghentikan semuanya karena sebentar lagi dia bahkan tidak akan bisa mengetik atau mengangkat telepon, Su-Jin akan melupakan semuanya, keluarga, teman, bahkan dirinya sendiri. Semua kenanganya akan hilang, Su-Jin menangis dan sangat terpukul mendengar semuanya.
Sesampainya dirumah, Su-Jin berkata pada suaminya bahwa ia ingin berhenti bekerja saja, diam dirumah memasak dan menunggu suaminya pulang, dia bahkan bilang apakan suaminya ingin mempunyai bayi, mendengar hal itu Cheol-Soo tersenyum dan menanyakan apakah istrinya lelah bekerja, jika lelah diamlah dirumah, karena diluar dunia kejam dimana anjing memakan anjing, aku akan pulang membawakanmu roti dan susu, tenanglah dirumah. (di bagian ini saya nangis, hiks). Su-Jin tidak mengatakan yang sejujurnya tentang penyakitnya karena takut membuat suaminya khawatir, dia hanya menangis sendiri di kamar mandi.
Keesokan harinya Su-Jin sudah memasak untuk sarapan, suaminya bagun karena wangi masakan dari dapur, Su-Jin memasangkan dasi dan mempersiapkan segala kebutuhan suaminya, dia bahkan membawakan Cheol-Soo bekal makan siang. Cheol-Soo sangat senang, dia bertanya apa Su-Jin tidak akan bosan dirumah sendirian? Su-Jin berkata tidak. Di tempat kerja Cheol-Soo saat makan siang, dia gembira karena untuk pertama kalinya dibawakan bekal oleh istrinya, anak buahnya pun turut senang dan berkata bosnya pasti dibawakan makanan enak, tapi ternyata Su-Jin hanya meletakan nasi di kedua kotak bekal dia lupa menaruh lauk pauknya, suasana menjadi canggung, Cheol-Soo langsung merasa ada yang tidak beres.
Sementara itu di rumah, Su-Jin semakin merasa lemah, lalu ia mendapat telepon dari bosnya Young-Min yang juga merupakan mantan kekasihnya, Young-Min berkata bahwa Su-Jin tidak bisa begitu saja keluar dari pekerjaan, jika ia tidak nyaman dengan Young-Min maka bekerjalah dengan teman yang lainya tidak usah memperdulikan bosnya. Young-Min meminta Su-jin secepatnya datang ke kantor, Su-Jin mengiyakan. di tengah perjalanan Su-Jin merasa sangat pusing dan dia pingsan ditengah kerumunan orang banyak, Polisi membantu Su-Jin, saat itu Young-Min datang dan Su-Jin mengira bahwa ia masih menjadi kekasih Young-Min dan memperlakukan Young-Min seperti dulu, dan itu membuat salah paham, Young-Min mengira Su-Jin masih mencintainya karena dia tidak tahu Su-Jin menderita Alzheimer.
Cheol-Soo menyempatkan diri untuk datang ke Dokter dimana istrinya berobat dan alangkah terkejutnya ketika dia tahu apa penyakit istrinya, dia menduga bahwa dokter salah mendiagnosa dan mungkin hasil pemeriksaan tertukar dengan milik orang lain. Cheol-Soo semakin emosi dan menyerang dokter itu, kemudian dipisahkan oleh suster dan suster itu berkata bahwa istri dari sang dokter meninggal karena Alzheimer juga, dokter menghabiskan separuh hidupnya untuk meneliti penyakit ini. Cheol-soo panik dan mencari istrinya kemana-mana dan ia menemukan Su-Jin di tempat mereka biasa bermain baseball, Su-Jin berkata aku memiliki penghapus dikepalaku, dan kamu benar bahwa seseorang tidak bisa bahagia selamanya. dan tolong jangan berbuat baik kepadaku karena aku akan melupakan semuanya, Cheol-Soo berkata bahwa aku akan mengingat semuanya untukmu, kamu tau bahwa aku pintar, aku bisa lulus ujian arsitektur pada ujian pertamaku. (sedih banget dong ini, hiks). Su-Jin mulai menangis terisak, dan Cheol-Soo tidak sanggup menahan air matanya, dia berkata dengan gemetar bahwa jika kamu lupa maka aku akan berada dimana-mana untuk membuatmu ingat :"(((( dan kita seolah memulai hal baru setiap waktu, ini menyenangkan bukan seperti kencan pertama selamanya, merekapun berpelukan sambil menangis. Cheol-Soo berkata jika ingatanmu pergi maka tinggalkan ragamu bersamaku, karena aku adalah ingatanmu dan aku adalah hatimu.(bisa aja ini film korea bikin nangisnya, hwaaa).
Cheol-Soo Mulai mencatat segala hal didalam rumahnya agar istrinya tidak kesulitan untuk melakukan segala aktivitasnya, dia membantu Su-Jin menghapal alamat rumah mereka, dan selalu menemani saat istrinya harus meminum obat. Cheol-Soo seperti biasa harus berangkat bekerja, dan Su-Jin mengingatkan suaminya harus pulang lebih awal karena ada perayaan ulang tahun Ibunya Cheol-Soo, dia juga mengundang orang tua Su-Jin dan kakek tukang kayu guru Cheol-Soo. Su-Jin memasak banyak sekali hari itu, ketika dia tengah memasak datang seorang tamu ternyata Young-Min, ternyata Su-Jin kembali lupa dan menyangka bahwa dia masih menjadi kekasih Young-Min, bos nya tersebut kebingungan, Su-Jin masih saja mengira bahwa Young-Min adalah pacarnya, kemudian tiba-tiba Cheol-Soo datang dan langsung menyerang lelaki yang berduaan dirumahnya bersama istrinya, Young-Min kebingungan dan tidak bisa melawan, dia dipukul hingga babak belur dan itu disaksikan oleh keluarga Su-Jin juga Ibu serta kakek Cheol-Soo. Lalu Cheol-Soo menceritakan semua yang terjadi pada keluarga Su-Jin, Ibunya tidak berhenti menangis, Ayah Su-Jin meminta agar Su-Jin kembali kerumahnya dan biarkan ayah serta ibunya yang merawat karena kedepanya Su-Jin tidak akan bisa melakukan apapun, dia bahkan tidak bisa mengontrol buang airnya, tapi Cheol-Soo tetap bersikukuh merawat istrinya tidak peduli apa yang akan terjadi, kemudian Su-Jin keluar kamar dan bertanya ada apa pada semua orang? dan Su-Jin buan air kecil ditempatnya, Cheol-Soo bergegas membawa istrinya kekamar dan membersihkan bekas air di lantai dengan bajunya sendiri (epic momen banget scene ini bikin nangis, luar biasa deh suami kaya Cheol-Soo).
Cheol-Soo membuat sebuah market rumah yang rencananya akan dibangun untuk rumah mereka, dan bertanya pada istrinya apa yang kurang, Su-Jin menjawab ingin lebih banyak jendelanya agar rumahnya lebih terang dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan, Cheol-Soo berkata akan memperbaikinya nanti malam. Cheol-Soo berangkat kerja sambil meneteskan air mata karena sedih melihat kondisi instrinya yang semakin sulit, Cheol-Soo ternyata pergi ke dokter dan berbincang tentang penyakit istrinya, dokter hanya menyarankan agar Cheol-Soo bisa kuat.
Di rumah, Su-Jin menulis sebuah surat karena dia akan pergi, Su-Jin akan menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit yang jauh dan tidak diketahui siapapun, dia tidak ingin merepotkan lebih banyak orang dan ingin menghabiskan sisa hidupnya seorang diri saja. saat tiba dirumah Cheol-Soo kebingungan karena istrinya tidak ada, dia sedih dan tertekan, beberapa hari kemudian dia mendapat sebuah surat di kotak pos nya, ternyata surat yang ditulis Su-Jin, Su-Jin berkata dalam suratnya bahwa ia menulis semua ini saat ingatanya tiba-tiba kembali dan ia ingin menulis semua yang dia ingat, semua hal yang sudah mereka lewati bersama, Su-Jin berkata bahwa Cheol-Soo harus tetap hidup untuk bertemu dengan seseorang yang tidak pelupa dan hidup bahagia (ini ga banget lah, huhu) dia juga berkata bahwa Cheol-Soo jangan kehilangan wataknya agar tetap keren, dia juga berkata bahwa Cheol-Soo adalah suami terbaik.
Akhirnya Cheol-Soo tau dimana keberadaan istrinya, dia segera pergi ke tempat perawatan. Cheol-Soo bertemu suster dan mendengar apa saja yang istrinya alami selama ditempat perawatan, suster itu bilang bahwa Su-Jin sempat tidak tahu cara memakai baju, Su-Jin juga merobek semua foto kecuali satu foto dan itu foto Cheol-Soo bersama Su-Jin yang ditempel di cermin, kemudian suster membawa Cheol-Soo bertemu dengan istrinya. Su-Jin tampak kebingungan sehingga menjatuhkan buku sketsanya, Cheol-Soo membantu dan melihat ternyata Su-Jin menggambar sosok dirinya tapi Su-Jin sama sekali tidak mengenalinya, Su-Jin tidak ingat apa-apa, dan itu membuah Cheol-Soo tidak mampu menahan air matanya.
Su-Jin dibawa untuk mengunjungi mini market tempat mereka berdua pertama kali bertemu, di mini market tersebut sudah ada Cheol-Soo dengan minuman ringan yang mereka biasa minum, kemudian ada dokter yang berpura-pura menjadi penjaga kasir, juga ada kedua orang tua Su-Jin beserta adik perempuanya, dan ibu serta kakek Cheol-Soo pun berada disana. Lalu Su-Jin bertanya pada Cheol-Soo apakah ini surga, Cheol-Soo menjawab iya dan mereka berdua pergi keluar melakukan perjalanan menggunakan mobil Cheol-Soo, Su-Jin menikmati perjalanan meskipun kebingungan, Cheol-Soo memberikanya sebuah patung dari kayu, Su-Jin senang menerimanya. dan final scene nya diakhiri dengan kata Aku mencintaimu!!
whaaa akhirnya bisa juga bikin review film sepanjang ini dan baru pertama kalinya, meskipun akhirnya rada gantung karena ga tau Su-Jin nya tetep hidup dan sembuh atau pergi selamanya, tapi dari keseluruhan cerita sangat menarik dan menguras air mata, Cheol-Soo juga karakter lelaki yang aku sukaaaaa!!! hhehe.. semoga bisa bikin review film lagi kedepanya, see yaa! :))
Keren ulasannya, Diliya, update lagi dunk
BalasHapusKeren review nya :D
BalasHapusHana juga suka film ini :)
Sukses bikin nangis meski berulang kali nonton :")