Senin, 08 Juni 2015

Supaya Kamu Baca



Apa kabar? Terakhir saya membuat surat permintaan maaf sudah lebih dari satu tahun yang lalu, saat itu saya meminta maaf karena telah selalu membuatmu bingung, saya selalu marah karena hal kecil, dan saya selalu menunjukan sikap yang tidak baik terhadapmu sehingga kamu bilang saya berubah, benar apa katamu, bahkan setahun yang telah kita lewati bersama sudah merubah diri saya sedemikian banyaknya, saya tidak lagi memilih marah dan membuatmu kesulitan untuk meredakan amarah saya dengan mengejar-ngejar saya sepanjang jalan, kini saya lebih memilih diam dan menjauh juga menutup segala pintu komunikasi diantara kita, alasanya saya hanya takut salah berbicara dan membuat masalah semakin rumit, lihatlah saya telah benar-benar berubah kan?

Sekarang hubungan kita sudah bukan seumur jagung lagi, mungkin sudah seumur padi atau pohon apel yang bahkan saya tidak benar-benar tahu padi atau pohon apel membutuhkan waktu berapa lama sampai bisa dipanen, baiklah sekarang kita bukan sedang membicarakan masa panen. Sebenarnya saya hanya ingin bilang bahwa kita sudah bersama cukup lama, kita sudah melewati banyak kebahagiaan dan kesedihan, tapi kita tidak akan pernah tahu sampai kapan kita bisa bersama, maka alangkah baiknya selama kita masih bersama kita harus menciptakan lebih banyak kebahagiaan daripada kesedihan, tapi menurut saya kita tidak memiliki pendapat yang sama tentang hal ini.

Kamu selalu bilang bahwa kamu sangat benci melihat saya menangis, tapi kenapa kamu semakin hebat melakukanya, semakin hebat menjadi alasan penyebab tangisan saya. Kamu bilang kamu mencintai saya, tapi kamu lebih pandai membuat saya menangis daripada tertawa? kamu bilang kamu mencintai saya tapi kenapa kamu masih mencoba mencuri hati wanita lain? kamu bilang kamu mencintai saya tapi kenapa kamu masih menghubungi wanita lain untuk mendapat perhatianya?

Kita tidak pernah kehabisan topik pembicaraan saat bersama, kamu tidak pernah berhenti bicara tentang hal yang menarik perhatianmu, kamu selalu mendadak menjadi seorang yang bijak saat kita membicarakan masalah kehidupan, kamu lancar sekali berbicara tentang hal yang membanggakan dalam pekerjaanmu. Tapi kenapa mulutmu tidak bergeming saat melihat saya menangis? mengapa mulutmu terkunci saat saya marah? mengapa kamu diam seperti kehilangan suara saat bukti pengkhianatanmu terbongkar oleh saya? Mengapa semua kejadian ini harus terjadi beberapa kali? Apakah kamu tidak pernah belajar dari sebuah kesalahan? Atau pelajaran yang kamu terima belum cukup sehingga harus melakukan kesalahan lagi?

Sampai saat ini entah sudah berapa kali kamu membuat saya menangis, saya sampai tidak bisa menghitungnya, atas segala kesalahan yang telah kamu perbuat saya sudah selalu memaafkanya. Saya juga bukan tidak pernah berbuat salah, saya juga seringkali berbuat suatu hal yang tidak baik padamu, tapi bahkan sekarang saya sudah terlalu sering mendengar kata maaf darimu, artinya sudah banyak sekali juga kesalahanmu sehingga kamu harus selalu perlu meminta maaf. Ketika saya mendengar kata maaf saya selalu teringat tentang sebuah kesalahan dan semakin sering saya mendengarnya ingatan tentang segala kesalahan semakin membekas dalam ingatan saya, maka saya tekankan bahwa sudah cukup tidak usah meminta maaf lagi.

Satu hal yang sangat saya benci adalah bahwa kamu tidak pernah merasa puas dengan apa yang kamu punya, kamu selalu bermain main dengan api walaupun kamu tahu kamu bisa saja terbakar, dan bahkan ketika kamu terbakar kemudian menderita luka bakar lalu menangis karena kesakitan saya datang dengan salep penyembuh luka bakar, dan akhirnya kamu sembuh. Tapi tidak lama dari insiden itu kamu kembali menyalakan api dan bermain-main denganya seakan lupa pernah mengalami sakit karena terbakar. Saya tidak habis pikir bahwa kamu bisa begitu mudahnya melupakan sebuah rasa sakit, oh maaf perlu saya tegaskan disini saya yang sakit, kamu yang terbakar dan saya yang terluka. Baiklah, tentang api, terbakar dan luka bakar hanya merupakan kiasan, tapi kata “sakit karena terbakar” sangat nyata dirasakan dan tidak bisa lagi saya buatkan kata-kata kiasannya.

Sampai saat kemarin ketika saya bilang bahwa sebaiknya kita tidak usah bertemu dan berkomunikasi dulu sampai kita bisa mengerti diri kita masing-masing, tapi kalimat yang kamu ucapkan pertama kali adalah “lalu bagaimana dengan tugas kuliah saya?”-- Yaa Tuhan saat itu rasanya saya ingin melempar gelas ke wajahmu, disaat saya bicara serius tentang hubungan kita, kamu hanya memikirkan dirimu sendiri, kamu begitu takut kehilangan seseorang yang selama ini bisa kamu manfaatkan untuk mengerjakan tugas-tugasmu, bukan takut kehilangan pasangamu. Tapi saya masih menahan emosi saya dan berkata “tugas-tugas akan saya kirim lewat email” kamu langsung meng-iya-kan dan pergi tanpa menoleh saya, saya hanya diam terpaku untuk beberapa saat dan kemudian sadar bahwa saya adalah wanita yang cukup kuat atas segala hal yang telah kamu lemparkan pada saya, dan saya menguatkan kedua kaki saya untuk melangkah pergi sendiri kembali bisa pulang kerumah saat malam hari dengan kendaraan umum, kembali pada diri saya yang lama, yang selalu kuat berdiri diatas kaki saya sendiri, meyakinkan diri saya bahwa saya akan selalu baik-baik saja dan menjadi lebih kuat untuk melewati semuanya.

Saya sangat benci dengan seseorang yang selalu menampakan sisi baiknya saja, tidak pernah marah, tidak pernah membentak, berpura-pura menjadi domba yang bersahabat tapi menikam saya dari belakang, kamu mungkin tidak pernah mengumpat saya dengan kata-kata kasar tapi kamu melakukan itu dalam hatimu, kesal kepada saya lalu melampiaskan dengan mengkhianati saya, saya lebih baik dimaki-maki dihadapan muka saya tapi setelah itu masalah selesai. Dan sebenarnya saya bukan orang yang suka menunda masalah dengan diam menunggu suasana lebih tenang, saya lebih suka menyelesaikan masalah saat itu juga, tapi kali ini kenapa saya memilih pergi dan diam adalah karena saya sudah terlalu bingung harus menghadapi orang seperti kamu dengan cara apa lagi.

Saya mengucapkan banyak terimakasih, karena berkat apa-apa yang telah kamu perbuat pada diri saya, saya sudah banyak belajar, saya sudah memiliki lebih banyak pengalaman untuk berurusan dengan seseorang seperti kamu, saya sudah bisa lebih kuat untuk menghadapi dunia nantinya, manajemen konflik saya sudah semakin baik, saya sudah bisa mengatur perasaan saya dengan lebih baik, dan saya sudah belajar bagaimana caranya untuk sebisa mungkin tidak berbuat curang pada pasangan karena saya sudah merasakan bahwa dicurangi itu sangat menyakitkan.

Menurut saya orang baik bukanlah yang suka memberi banyak hal pada orang lain, orang baik adalah orang yang tidak pernah melukai hati orang lain. Karena sebuah luka, sekecil apapun tetaplah luka dan tidak akan pernah ada orang yang nyaman dengan luka dihatinya. Saya bukanlah orang yang baik dan diperlakukan baik oleh orang lain,  kamu telah sedemikian banyak membuat hati saya terluka dan dengan tulisan ini mungkin saya telah sangat dalam melukai hati kamu, saya sadar apa yang saya tulis sangatlah kasar dan begitu menyakitkan ketika dibaca, tapi pahami lah bahwa ini merupkan luapan emosi perasaan saya yang hanya bisa saya tumpahkan melalui sebuah tulisan, kamu bisa mengabaikan apa yang saya tulis, kamu memiliki hak penuh atas apa saja yang akan kamu lakukan.

Ketika kamu selesai membaca tulisan ini, kamu boleh memaki saya dalam hati atau langsung berteriak dihadapan muka saya, kemudian kamu bisa kembali menjalani hidup dengan baik dan tetap melukai beberapa orang disekitarmu, kamu bisa kembali berbahagia karena telah berhasil membodohi satu orang seperti saya sedemikian lamanya, entah saya yang bodoh atau kamu yang tidak cukup pintar membodohi saya sehingga saya selalu sadar telah dibodohi namun tetap bodoh untuk merasa cukup sudah memiliki kamu dan berdiri disampingmu selama ini.

Atas segala yang telah kita lewati bersama, atas komitmen abal-abal yang telah kita genggam selama ini, kamu memiliki hak untuk menentukan akan seperti apa kita kedepanya, dan kamu perlu tahu bahwa masalah dalam hidup saya bukan hanya menyangkut masalah perasaan, saya masih punya segudang masalah yang harus saya hadapi, saya mempunyai tanggung jawab atas kehidupan keluarga saya, saya harus menjalani hidup yang cukup keras untuk bisa bertahan hidup, jadi saya tidak akan membuang-buang waktu untuk fokus dalam masalah antara saya dengan kamu. Saya tidak yakin seseorang seperti kamu akan mau berbagi persoalan hidup dengan saya jadi cukuplah saya sendiri yang akan mengatasinya, saya akan sangat bersyukur jika nantinya akan ada orang yang bisa menemani saya memenangkan sebuah dunia tapi saya tidak banyak berharap dan saya akan berani berperang dengan kehidupan ini hanya sendirian.

Jadi karena sampai saat ini kamu tidak pernah tahu saya bisa sekuat apa, kamu tidak pernah tahu makanan apa yang saya suka, kamu tidak akan pernah tahu lagu apa yang bisa menenangkan diri saya, kamu tidak pernah tau dimana tempat yang bisa membuat saya nyaman, kamu tidak pernah tahu kenapa saya selalu membawa asam mefenamat dalam tas saya, kamu tidak pernah tahu mengapa saya selalu bermasalah dengan pencernaan, kamu tidak pernah tahu apa yang saya inginkan dan kamu tidak pernah berusaha, maka saya cukup tahu diri untuk menangkap apa maksud dari semua ini.

Terimakasih banyak sudah menyempatkan untuk membaca tulisan ini, pasti sangat membosankan. Saya tidak tahu kapan tepatnya kamu akan membaca ini semua, jika saat kamu membaca ini dan kondisi hubungan kita sudah lebih baik, mungkin ini hanya akan menjadi tulisan yang biasa saja, tapi jika kamu membaca tulisan ini saat kondisi hubungan kita semakin buruk maka pahamilah setiap untaian kata yang saya rangkai, dan kamu tidak bisa hanya membacanya satu kali.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Advertisement

Home Ads

Advertisement

Follow us

Advertisement

About Author

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →

Like us on Facebook

Flickr Images

About me

Saya adalah seorang yang 'easily bored' and bad-tempered idealis yang kurang lebih artinya adala "males"

Facebook

Pages

Blogroll

Pages - Menu

About

Pages - Menu

Flickr Images

Blogger templates

Popular Posts

Popular Posts