Jumat, 25 Desember 2015

Korea, G Dragon dan Saya

Kecanduan saya sama Korea sepertinya mendekati expert, setelah karena drama korea sekarang karena beberapa boyband korea, telat sih kayanya dibanding orang-orang, telat juga kalo diukur dari menyebarnya Hallyu Wave ke seluruh dunia, tapi sekarang saya lagi bener-bener menikmati hobby baru saya dengan segala macam produk korea hehe...
Kayanya udah banyak banget blog yang bahas tentang korea maupun tentang bias mereka di boyband favorit mereka, tapi saya belum berani buat bilang diri saya seorang fangirl haha, istilah-istilah yang saya tau juga masih sedikit sekali dibanding yang lain, tapi sekarang saya lagi tergila-gila dan jatuh cinta dengan seorang pria bernama Kwon Ji Yong <3 <3 <3

Leader dari bigbang ini mencuri perhatian saya dan membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama *haalaah* saya baru kenal bigbang tahun 2015, padahal mereka debut dari tahun 2006, mungkin dulu dulu saya sempet denger lagunya atau baca beberapa berita tentang dia, tapi belum ngeh aja sih kalo itu si ganteng berbakat G Dragon, ada puluhan fotonya di hp saya, wallpaper nya pun sekarang wajah dia, playlist lagu lagu saya sekarang ya lagunya dia sama boyband nya hehe...
Sebelumnya saya tidak pernah suka boyband, entah itu dari luar negeri atau dari indonesia, paradigma saya terhadap boyband yaitu lelaki-lelaki cantik yang doyan dandan dan menari yang wajahnya lebih mulus dari kebanyakan perempuan, tapi BIGBANG ini menghapus pandangan saya tentang boyband, dan sekarang saya memutuskan diri untuk jadi VIP!!

Saya mulai mencari-cari fakta tentang mereka, membuka blog atau website yang membahas mereka, download banya MV mereka, lihat konser-konser walaupun hanya lewat youtube, dan saya semakin kagum karena mereka punya kualitas yang luar biasa dan mendunia, saya juga buka MV mereka jaman dulu saat GD masih begitu lugu tanpa model rambut yang aneh (tapi tetep ganteng)  G Dragon juga merupakan salah satu orang berpengaruh di dunia di bidang fashion, dan saya semakin jatuh cinta <3

Saya cenderung orang yang gampang bosan termasuk saat mengidolakan seseorang, tapi jujur baru kali ini saya suka seorang idola dalam waktu yang cukup lama, meskipun banyak juga berita berita aneh tentang BIGBANG yang katanya illuminati, saya malah tertarik dan ingin melihat karya-karya mereka selanjutnya dan apalagi simbol illuminati yang mereka bawa, bukan karena saya mendukung illuminati tapi sebelum ini saya memang suka membaca dan tertarik dengan hal-hal semacam itu untuk menambah pengetahuan. Terlepas dari itu semua BIGBANG dan G DRAGON sangaaaat sangat keren!!


susah untuk nggak jatuh cinta sama senyuman ini


susah untuk nggak kagum sama pesona ini!

 Love GD Love Love!!


Minggu, 20 Desember 2015

Ketagihan Drama Korea


Awalnya gara-gara liburan 2 bulan penuh dan kurangnya kegiatan, jadilah drama korea pelampiasan. Sebelumnya sama sekali ga begitu suka hal-hal yang berbau korea, entah itu drama ataupun k-pop, malah waktu SMA sering ngatain temen-temen yang tergila-gila sama Korea, lah sekarang malah ketulah omongan sendiri hahaha...
                Drama korea yang pertama saya tonton itu kalo ga salah “Endless Love/ Auntum in My Heart”, itu juga lupa nonton tahun berapa, ceritanya sedih tapi belum terlalu ngerti soalnya masih kecil. Terus waktu liburan setelah selesan UN SMA, temen saya ngasih drama korea judulnya “My Girlfriend is Gumiho”, dan lagi lagi masih biasa aja ga begitu suka, selesai nonton ya udah aja ga nyari-nyari lagi drama lainnya. Sampai akhirnya bertahun-tahun kemudian nemu DVD drama korea judulnya “Pasta” terus tiba-tiba suka dan jatuh cinta sama si Chef di drama itu, halah ^^
                Sampe sekarang kira-kira kalo dihitung udah sekitar 27 drama korea yang saya tonton dengan cara beli dvd, download di situs-situs drakor, nonton di youtub dan lain lain, terus udah nonton beberapa film juga yang kira-kira jumlahnya nggak sedikit hehe, terus setelah nonton berbagai drama ternyata soundtrack drama drama itu kok enak-enak yaaa!! Mulailah perburuan soundtrack film-film korea sampe akhirnya kenal sama Roy Kim, K.will, dan banyak lagi. Wah saya ketularan K-pop juga :’’)))) terus kenalan sama Super Junior, SNSD, EXO, Red Velvet, BIGBANG <3  dan banyak lagi, telat sih kayanya baru suka sama k-pop sekarang, orang-orang udah dari jaman kapan, tapi biarlah saya baru demam sekarang.
                Temen-temen termasuk pacar sekarang sepertinya udah mulai bosen kalo saya lagi dan lagi ngomongin banyak hal tentang Korea, abis gimana ya orang lagi suka ya wajar aja kan pengenya ngebahas terus, karena sekarang mulai diomelin banyak orang terpaksa saya curhat di blog aja, hiks sedih...


Note : Postingan selanjutnya mau bahas beberapa drama korea yang ga bisa dilupain :)


Selasa, 16 Juni 2015

Film Korea: A Moment to Remember

Kali ini saya mau coba review film, yang menurut saya bagus banget dan sukses bikin berlinang air mata. Ini bukan film baru, rilis lebih dari 10 tahun yang lalu, dan menurut sumber di internet film ini sempet jadi box office selama dua minggu di Korea dan di Jepang. Alur ceritanya begitu mengalir, setting tempatnya juga sederhana kaya kehidupan sehari-hari orang biasanya, ga ada cerita yang berlebihan dan setiap scene cukup masuk akal seperti kehidupan nyata,
Tokoh utama perempuan dalam film ini bernama Kim Su-Jin dan tokoh utama laki-lakinya bernama Choi Cheol-Soo, Kim Su-Jin adalah seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan konveksi besar, ayahnya seorang kontraktor yang sukses namun seringkali pelupa dan susah mengingat nama seseorang tapi itu hal yang wajar karena usia yang sudah tua, Su-jin mempunyai seorang adik perempuan dan ibu yang cantik juga perhatian. Su-Jin mencintai seorang laki-laki beristri yang merupakan bos di kantornya, ia tahu bahwa ini merupakan hal yang salah, dia tidak mengindahkan larangan kedua orang tuanya untuk tidak menjalin hubungan dengan lelaki beristri, hingga ia memutuskan untuk kabur bersama lelaki itu, adegan pertama film ini yaitu ketika Su-jin sedang menunggu lelaki itu di sebuah stasiun kereta api, tapi ternyata lelaki itu tidak pernah datang dan hal ini membuat Su-jin merasa semua pengorbanannya sia-sia, di cap sebagai perempuan perebut suami orang dan meninggalkan keluarga demi seorang lelaki, tapi sebesar apapun kesalahan Su-Jin, keluarganya selalu menerima ia kembali, dan akhirnya dia pulang ke rumah. Di perjalanan dia mampir ke sebuah mini market untuk membeli minuman ringan, karena sedang tidak fokus, Su-Jin malah pergi dari kasir dan lupa membawa minuman serta dompetnya kembali, dan dia harus tepaksa kembali ke mini market tersebut untuk mengambil dompet dan minumanya, disinilah untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Choi Cheol-Soo, saat itu Su-Jin menyangka bahwa minuman yang dibawa Cheol-Soo adalah miliknya sehingga tanpa basa-basi dia merebut minuman di tangan Cheol-Soo dan meneguknya sampai habis, Cheol-Soo kebingungan dengan ulah Su-jin dan meningalkan wanita itu dengan senyum geli, Su-jin menghampiri kasir dan si penjaga kasir langsung menyerahkan dompet dan minuman Su-jin yang tertinggal, disitu ia menyadari bahwa dia telah keliru menyangka lelaki yang dia temui mengambil minumanya, Su-Jin langsung bergegas keluar untuk meminta maaf tapi lelaki itu sudah tidak ada.
 
Kemudian keesokan harinya Su-Jin yang sudah kembali kerumah disambut dan diperlakukan dengan baik oleh keluarganya seakan tidak terjadi apa-apa, mereka sepakat untuk melupakan kesalahan Su-Jin yang lalu, pagi itu dia ikut bersama Ayahnya ke lokasi pembangunan sebuah gedung, disini dia kembali bertemu Cheol-Soo namun hanya berani melihatnya dari kejauhan. Ternyata Cheol-Soo adalah seorang Mandor di proyek pembangunan sebuah gedung tempat Ayah Su-Jin juga bekerja, Cheol-Soo merupakan seseorang yang sangat idealis dalam pekerjaanya, dia memperhitungkan segala sesuatu dengan matang dan mempertimbangkan segala hal dengan detail, karena ternyata sebenarnya Cheol-Soo adalah seorang arsitek, tapi dia belum mempunyai kesempatan berkarir sebagai arsitek dan akhirnya hanya menjadi seorang mandor. Cheol-Soo adalah lelaki berwatak keras dan tegas, ditakuti dan dihormati oleh anak buahnya, dia mempunyai sebuah mobil tua yang isinya penuh dengan perkakas alat-alat bangunan, dia dipandang aneh oleh banyak orang karena gayanya yang cuek dan tidak pernah berpakaian dengan rapih. 

Oh iya dan soundtrack film ini bener-bener klasik, jadi lucu :))

Suatu hari Su-Jin mendapat tugas dari kantornya untuk merenovasi sebuah ruangan, dan dia meminta pada ayahnya untuk mengirimkan seorang tukang kayu yang hebat agar bisa menyelesaikan tugasnya, lalu ayahnya menyetujui untuk mengirim seorang tukang yang hebat dan memperingatkan agar Su-Jin berhati-hati karena orangnya galak, ujar ayahnya sambil bercanda. Akhirnya orang yang ditunggu datang, dan betapa terkejutnya ketika Su-jin tau bahwa orang yang dikirim ayahnya adalah Cheol-Soo, dia kembali teringat bahwa dia pernah merebut minuman milik Cheol-Soo, dia menghindar dan berniat membelikan minuman ringan yang sama tapi tiba-tiba Cheol-Soo sudah berada di belakangnya dan langsung meneguk minuman itu sampai habis lengkap dengan sendawa yang keras, kejadian itu membuat Su-Jin geli dan tersenyum-senyum selama perjalanan pulang. Di tengah perjalanan Su-Jin dijambret oleh seorang pengendara motor, Cheol-Soo yang berada di sana langsung menolong Su-Jin dan membantunya membereskan semua barang-barang dari tas Su-Jin yang berserakan, isi tas Su-Jin dipenuhi pensil dan itu cukup aneh :D haha, akhirnya Cheol-Soo membantu membetulkan tas Su-Jin yang rusak dan mengantarnya pulang dengan mobilnya, mobil Cheol-Soo dipenuhi perkakas dan membuat Su-Jin kesulitan untuk duduk, beberapa orang memandang mereka aneh dengan mobil yang juga aneh, tapi didalam hati Su-Jin sangat senang bisa lebih dekat dengan seorang pria.
Hubungan mereka berdua semakin dekat, Su-Jin sering menemani Cheol-Soo untuk bermain baseball di malam hari untuk menghilangkan stress, dan Su-jin sangat menyukai aroma tubuh Cheol-Soo yang mengingatkanya pada sesuatu yang indah di masa lalu, seperti aroma ayah atau pamanya, dan itu membuat dia bahagia karena sejak kecil Su-Jin sangat dekat dengan ayahnya. mungkin dia menemukan karakter lelaki sejati dalam diri Cheol-Soo, hhihi so sweet.. mereka senang melakukan permainan-permainan lucu, Su-Jin merasa dia benar-benar bahagia bersama Cheol-Soo. Su-Jin membuatkan Cheol-Soo jas hasil jahitanya sendiri untuk dipakai Cheol-Soo saat tes menjadi arsitek di sebuah perusahaan, meskipun Cheol-Soo merasa aneh berpakaian rapih tapi ia senang, dan berjanji akan lulus tes ini, Su-Jin menunggu dengan setia di luar gedung walaupun sebelumnya Cheol-Soo menyuruhnya pulang.
Dirumah Su-Jin berbincang dengan ayahnya, dan ayahnya menyadari bahwa ada perubahan pada putrinya, dia menjadi lebih sering tertawa dan menjadi periang, lalu ayahnya bertanya apakah Su-Jin sedang jatuh cinta, lalu dengan malu-malu dia menjawab iya, ayahnya bertanya siapa lelaki beruntung itu? lalu Su-Jin menyawab aku tidak bisa memberi tahu pada Ayah, didalam hatinya dia berpikir bahwa ayahnya tidak akan suka jika Su-Jin ternyata mencintai seorang mandor, tapi ia berjanji akan mempertemukan lelaki yang dicintainya itu dengan keluarganya. Su-Jin pergi menemui Cheol-So untuk bertanya apakah ia mau bertemu dengan keluarganya, tapi ternyata Cheol-So bersikeras menolak, dia tidak mau memiliki komitmen serius dengan seorang wanita, Su-Jin sedih karena setelah apa yang mereka lalui bersama ternyata Cheol-So tidak mau berkomitmen, tapi Su-Jin tidak menyerah dan meyakinkan bahwa dia bahagia bersama denga Cheol-Soo, Cheol-Soo juga mengiyakan bahwa dia juga bahagia, tapi jika mereka berdua menikah masihkah mereka bisa berbahagia? yaa mungkin disini si Cheol-Soo agak takut nikah soalnya takut dikhianatin, sama sih sama saya *eh maaf jadi curhat*

malam itu Su-Jin mengajak Cheol-Soo untuk makan malam dan berbicara serius, tapi tanpa sepengetahuan Cheol-Soo ternyata Su-Jin mengundang keluarganya, dan betapa terkejutnya ketika Ayah melihat wajah Cheol-Soo yang merupakan anak buahnya, suasana menjadi tegang, Su-Jin menjadi bingung dan dia memutuskan untuk ke toilet dan mencuci wajahnya untuk menenangkan diri, tapi dia menjadi takut untuk kembali ke meja dan memutuskan keluar dari restoran, tapi dia jatuh pingsan dan membuat semua menjadi heboh, Cheol-Soo dengan sigap membopong Su-Jin ke rumah sakit. Disitu Ayah Su-Jin melihat kesungguhan lelaki yang dicintai putrinya, ternyata Su-Jin masih menderita stress akibat persoalan hidupnya dan mengalami Anemia. Akhirnya karena  melihat Su-Jin sangat mencintai Cheol-Soo maka kedua orang tua Su-Jin merestui hubungan keduanya dan merekapun menikah. Cheol-Soo mendapat pekerjaan sebagai arsitek dan mereka tinggal di rumah Cheol-Soo yang sederhana.
Su-Jin mempunyai sifat yang pelupa, dia sering sekali lupa jika sedang memasak air hingga pernah hampir terjadi kebakaran karena lupa mematikan kompor. Meskipun istrinya pelupa Cheol-Soo tidak pernah marah, dia bahkan selalu mengingatkan semua hal yang sering dilupakan sang istri, dan itu membuat rumah tangga mereka semakin mesra (waaah bikin iri). Cheol-Soo semakin semangat bekerja untuk keluarganya. Su-Jin selalu mengingat-ngingat semua hal yang membahagiakan yang telah dia lewati dengan suaminya.

Su-Jin menjadi lebih sering lupa dengan hal-hal sederhana bahkan beberapa kali dia lupa jalan pulang ke rumahnya sendiri, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri kenapa bisa menjadi seperti ini. Dia memutuskan untuk pergi ke dokter dan menceritakan semua keluhannya, dia menceritakan bahwa dulu dia mencintai seorang lelaki beristri, kemudian ditinggal pergi dan menjadi stress, lalu dia bertemu seorang pria yang merubah segalanya, dia menikah dan berbahagia, namun seringkali masih pusing karena Anemia. Dokter mengatakan mungkin ini adalah syndrom sementara karena stress dan Su-jin disuruh kembali minggu depan setelah melakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT Scan.

Su-Jin kembali ke rumah, malam itu dia tidak bisa tidur, kemudian mencari-cari sebuah barang entah apa tapi dia menemukan sebuah dokumen tentang keluarga suaminya, ternyata Cheol-Soo masih mempunyai Ibu, tapi dia tidak pernah menceritakanya sama sekali, akhirnya Su-Jin mencari tau tentang keberadaan ibu Cheol-Soo, ternyata Ibu Cheol-Soo sedang terlilit hutang dengan rentenir. Su-Jin berbicara tentang Ibu Cheol-Soo tapi suaminya itu malah marah dan berkata dia tidak punya ibu, dia tidak punya keluarga lagi, keluarganya sekarang adalah hanya Su-Jin, istrinya. Tapi Su-Jin terus memaksa Cheol-Soo membantu Ibunya dan melunasi seluruh hutang ibunya, meskipun mereka tidak bisa membangun rumah baru yang penting Ibu Cheol-Soo selamat, Cheol-Soo semakin emosi dan menghancurkan gelas hingga dirinya terluka. Su-Jin bertanya mengapa suaminya begitu susah memaafkan seseorang, mengampuni orang yang berdosa pada kita tidaklah sesulit yang dipikirkan. kemudian Cheol-Soo berkata mengapa aku tidak pernah menangis, itu karena air mataku telah habis malam itu, saat ibuku meninggalkan ku untuk diurus oleh seorang kakek tua, apakah itu seorang ibu? aku tidak akan pernah mengampuninya dan tidak akan memberikan uang sepeserpun. Su-Jin berkata, seorang arsitek sejati adalah yang bisa membangun rumah di hatinya, menghilangkan segala kebencian untuk orang yang seharusnya disayanginya, maafkanlah ibumu, bahkan ayahku bisa memaafkan aku yang dulu hampir kabur dengan suami orang lain. Akhirnya Cheol-Soo luluh dan mendengarkan apa kata istrinya, dia menemui Ibunya walaupun Ibunya masih saja bersikap kasa, Cheol-Soo membayar lunas semua hutang ibunya dam membebaskan Ibunya dari penjara. Meskipun karena hal itu dia tidak jadi membangun rumah baru bagi istrinya, Su-Jin tetap senang dan menghibur suaminya, dan bahagia karena telah memilih jalan yang baik dengan mengampuni dan memaafkan.
Su-Jin kembali ke Dokter untuk berkonsultasi tentang keluhanya, kemudian dokter melihat hasil MIR dan CT Scan milik Su-Jin, dokter bertanya beberapa hal sederhana seperti penjumlahan, tanggal, dan nama-nama orang terdekatnya tapi ternyata Su-Jin kesusahan menjawab pertanyaan itu dan bertanya kenapa dokter menanyakan hal itu apa dokter sedang bercanda, tapi wajah dokter itu malah terlihat khawatir.

Di Kantor ternyata ada kabar yang kurang baik, Bos mereka yang juga merupakan mantan kekasih Su-Jin kembali dari tugasnya di Paris dan kembali menjadi pimpinan di kator mereka, dan itu membuat Su-Jin tidak nyaman, lelaki itu berkata sekarang keadaan sudah terbalik, kini aku single (dia bercerai dengan istrinya) dan kamu bersuami, perkataan itu semakin membuat Su-Jin kesal, dan dia terpaksa harus bertemu lagi dengan lelaki di masa lalunya itu.

Di rumah Su-Jin menempel foto-foto dirinya bersama Cheol-Soo ke dalam sebuah album, dia bergumam butuh waktu berapa lama untuk memenuhi satu album ini, Cheol-Soo tersenyum, dia sangat mencintai istrinya itu. Tapi Su-Jin semakin sering ling-lung, dia mencari-cari sesuatu entah apa lalu kembali duduk kebingungan, Cheol-Soo bertanya apa yang dikatakan dokter, lalu Su-Jin hanya menjawab dia disuruh kembali kesana minggu depan.

Minggu berikutnya Su-Jin kembali ke dokter, dokter bilang bahwa ada semacam protein tidak normal memenuhi pembuluh darah di otaknya dan mempengaruhi sel-sel otak, Su-Jin tidak mengerti apa yang dokter katakan, dokter bilang bahwa sebagian besar penyakitnya ini adalah karena keturunan (oh iya ayahnya Su-Jin kan pelupa tapi nggak separah ini), dokter menjelaskan bahwan Su-jin menderita Alzheimer. Su-Jin sangat terkejut, dia berkata bahwa ia baru 27 tahun dan tidak mungkin menderita penyakit ini, lalu dokter menjelaskan apa yang akan terjadi. Su-Jin akan mengalami kematian mental sebelum kematian fisik, pengobatan akan memperlambat tapi tidak menyembuhkan dan sebaiknya Su-Jin mempersiapkan semuanya (ih kenapa dokter ngomong gini ya? bikin shock aja). dokter bertanya apa Su-Jin bekerja, Su-Jin harus menghentikan semuanya karena sebentar lagi dia bahkan tidak akan bisa mengetik atau mengangkat telepon, Su-Jin akan melupakan semuanya, keluarga, teman, bahkan dirinya sendiri. Semua kenanganya akan hilang, Su-Jin menangis dan sangat terpukul mendengar semuanya.
Sesampainya dirumah, Su-Jin berkata pada suaminya bahwa ia ingin berhenti bekerja saja, diam dirumah memasak dan menunggu suaminya pulang, dia bahkan bilang apakan suaminya ingin mempunyai bayi, mendengar hal itu Cheol-Soo tersenyum dan menanyakan apakah istrinya lelah bekerja, jika lelah diamlah dirumah, karena diluar dunia kejam dimana anjing memakan anjing, aku akan pulang membawakanmu roti dan susu, tenanglah dirumah. (di bagian ini saya nangis, hiks). Su-Jin tidak mengatakan yang sejujurnya tentang penyakitnya karena takut membuat suaminya khawatir, dia hanya menangis sendiri di kamar mandi.

Keesokan harinya Su-Jin sudah memasak untuk sarapan, suaminya bagun karena wangi masakan dari dapur, Su-Jin memasangkan dasi dan mempersiapkan segala kebutuhan suaminya, dia bahkan membawakan Cheol-Soo bekal makan siang. Cheol-Soo sangat senang, dia bertanya apa Su-Jin tidak akan bosan dirumah sendirian? Su-Jin berkata tidak. Di tempat kerja Cheol-Soo saat makan siang, dia gembira karena untuk pertama kalinya dibawakan bekal oleh istrinya, anak buahnya pun turut senang dan berkata bosnya pasti dibawakan makanan enak, tapi ternyata Su-Jin hanya meletakan nasi di kedua kotak bekal dia lupa menaruh lauk pauknya, suasana menjadi canggung, Cheol-Soo langsung merasa ada yang tidak beres.

Sementara itu di rumah, Su-Jin semakin merasa lemah, lalu ia mendapat telepon dari bosnya Young-Min yang juga merupakan mantan kekasihnya, Young-Min berkata bahwa Su-Jin tidak bisa begitu saja keluar dari pekerjaan, jika ia tidak nyaman dengan Young-Min maka bekerjalah dengan teman yang lainya tidak usah memperdulikan bosnya. Young-Min meminta Su-jin secepatnya datang ke kantor, Su-Jin mengiyakan. di tengah perjalanan Su-Jin merasa sangat pusing dan dia pingsan ditengah kerumunan orang banyak, Polisi membantu Su-Jin, saat itu Young-Min datang dan Su-Jin mengira bahwa ia masih menjadi kekasih Young-Min dan memperlakukan Young-Min seperti dulu, dan itu membuat salah paham, Young-Min mengira Su-Jin masih mencintainya karena dia tidak tahu Su-Jin menderita Alzheimer.

Cheol-Soo menyempatkan diri untuk datang ke Dokter dimana istrinya berobat dan alangkah terkejutnya ketika dia tahu apa penyakit istrinya, dia menduga bahwa dokter salah mendiagnosa dan mungkin hasil pemeriksaan tertukar dengan milik orang lain. Cheol-Soo semakin emosi dan menyerang dokter itu, kemudian dipisahkan oleh suster dan suster itu berkata bahwa istri dari sang dokter meninggal karena Alzheimer juga, dokter menghabiskan separuh hidupnya untuk meneliti penyakit ini. Cheol-soo panik dan mencari istrinya kemana-mana dan ia menemukan Su-Jin di tempat mereka biasa bermain baseball, Su-Jin berkata aku memiliki penghapus dikepalaku, dan kamu benar bahwa seseorang tidak bisa bahagia selamanya. dan tolong jangan berbuat baik kepadaku karena aku akan melupakan semuanya, Cheol-Soo berkata bahwa aku akan mengingat semuanya untukmu, kamu tau bahwa aku pintar, aku bisa lulus ujian arsitektur pada ujian pertamaku. (sedih banget dong ini, hiks). Su-Jin mulai menangis terisak, dan Cheol-Soo tidak sanggup menahan air matanya, dia berkata dengan gemetar bahwa jika kamu lupa maka aku akan berada dimana-mana untuk membuatmu ingat :"(((( dan kita seolah memulai hal baru setiap waktu, ini menyenangkan bukan seperti kencan pertama selamanya, merekapun berpelukan sambil menangis. Cheol-Soo berkata jika ingatanmu pergi maka tinggalkan ragamu bersamaku, karena aku adalah ingatanmu dan aku adalah hatimu.(bisa aja ini film korea bikin nangisnya, hwaaa).
Cheol-Soo Mulai mencatat segala hal didalam rumahnya agar istrinya tidak kesulitan untuk melakukan segala aktivitasnya, dia membantu Su-Jin menghapal alamat rumah mereka, dan selalu menemani saat istrinya harus meminum obat. Cheol-Soo seperti biasa harus berangkat bekerja, dan Su-Jin mengingatkan suaminya harus pulang lebih awal karena ada perayaan ulang tahun Ibunya Cheol-Soo, dia juga mengundang orang tua Su-Jin dan kakek tukang kayu guru Cheol-Soo. Su-Jin memasak banyak sekali hari itu, ketika dia tengah memasak datang seorang tamu ternyata Young-Min, ternyata Su-Jin kembali lupa dan menyangka bahwa dia masih menjadi kekasih Young-Min, bos nya tersebut kebingungan, Su-Jin masih saja mengira bahwa Young-Min adalah pacarnya, kemudian tiba-tiba Cheol-Soo datang dan langsung menyerang lelaki yang berduaan dirumahnya bersama istrinya, Young-Min kebingungan dan tidak bisa melawan, dia dipukul hingga babak belur dan itu disaksikan oleh keluarga Su-Jin juga Ibu serta kakek Cheol-Soo. Lalu Cheol-Soo menceritakan semua yang terjadi pada keluarga Su-Jin, Ibunya tidak berhenti menangis, Ayah Su-Jin meminta agar Su-Jin kembali kerumahnya dan biarkan ayah serta ibunya yang merawat karena kedepanya Su-Jin tidak akan bisa melakukan apapun, dia bahkan tidak bisa mengontrol buang airnya, tapi Cheol-Soo tetap bersikukuh merawat istrinya tidak peduli apa yang akan terjadi, kemudian Su-Jin keluar kamar dan bertanya ada apa pada semua orang? dan Su-Jin buan air kecil ditempatnya, Cheol-Soo bergegas membawa istrinya kekamar dan membersihkan bekas air di lantai dengan bajunya sendiri (epic momen banget scene ini bikin nangis, luar biasa deh suami kaya Cheol-Soo).
Cheol-Soo membuat sebuah market rumah yang rencananya akan dibangun untuk rumah mereka, dan bertanya pada istrinya apa yang kurang, Su-Jin menjawab ingin lebih banyak jendelanya agar rumahnya lebih terang dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan, Cheol-Soo berkata akan memperbaikinya nanti malam. Cheol-Soo berangkat kerja sambil meneteskan air mata karena sedih melihat kondisi instrinya yang semakin sulit, Cheol-Soo ternyata pergi ke dokter dan berbincang tentang penyakit istrinya, dokter hanya menyarankan agar Cheol-Soo bisa kuat.
Di rumah, Su-Jin menulis sebuah surat karena dia akan pergi, Su-Jin akan menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit yang jauh dan tidak diketahui siapapun, dia tidak ingin merepotkan lebih banyak orang dan ingin menghabiskan sisa hidupnya seorang diri saja. saat tiba dirumah Cheol-Soo kebingungan karena istrinya tidak ada, dia sedih dan tertekan, beberapa hari kemudian dia mendapat sebuah surat di kotak pos nya, ternyata surat yang ditulis Su-Jin, Su-Jin berkata dalam suratnya bahwa ia menulis semua ini saat ingatanya tiba-tiba kembali dan ia ingin menulis semua yang dia ingat, semua hal yang sudah mereka lewati bersama, Su-Jin berkata bahwa Cheol-Soo harus tetap hidup untuk bertemu dengan seseorang yang tidak pelupa dan hidup bahagia (ini ga banget lah, huhu) dia juga berkata bahwa Cheol-Soo jangan kehilangan wataknya agar tetap keren, dia juga berkata bahwa Cheol-Soo adalah suami terbaik.
Akhirnya Cheol-Soo tau dimana keberadaan istrinya, dia segera pergi ke tempat perawatan. Cheol-Soo bertemu suster dan mendengar apa saja yang istrinya alami selama ditempat perawatan, suster itu bilang bahwa Su-Jin sempat tidak tahu cara memakai baju, Su-Jin juga merobek semua foto kecuali satu foto dan itu foto Cheol-Soo bersama Su-Jin yang ditempel di cermin, kemudian suster membawa Cheol-Soo bertemu dengan istrinya. Su-Jin tampak kebingungan sehingga menjatuhkan buku sketsanya, Cheol-Soo membantu dan melihat ternyata Su-Jin menggambar sosok dirinya tapi Su-Jin sama sekali tidak mengenalinya, Su-Jin tidak ingat apa-apa, dan itu membuah Cheol-Soo tidak mampu menahan air matanya. 
Su-Jin dibawa untuk mengunjungi mini market tempat mereka berdua pertama kali bertemu, di mini market tersebut sudah ada Cheol-Soo dengan minuman ringan yang mereka biasa minum, kemudian ada dokter yang berpura-pura menjadi penjaga kasir, juga ada kedua orang tua Su-Jin beserta adik perempuanya, dan ibu serta kakek Cheol-Soo pun berada disana. Lalu Su-Jin bertanya pada Cheol-Soo apakah ini surga, Cheol-Soo menjawab iya dan mereka berdua pergi keluar melakukan perjalanan menggunakan mobil Cheol-Soo, Su-Jin menikmati perjalanan meskipun kebingungan, Cheol-Soo memberikanya sebuah patung dari kayu, Su-Jin senang menerimanya. dan final scene nya diakhiri dengan kata Aku mencintaimu!!

whaaa akhirnya bisa juga bikin review film sepanjang ini dan baru pertama kalinya, meskipun akhirnya rada gantung karena ga tau Su-Jin nya tetep hidup dan sembuh atau pergi selamanya, tapi dari keseluruhan cerita sangat menarik dan menguras air mata, Cheol-Soo juga karakter lelaki yang aku sukaaaaa!!! hhehe.. semoga bisa bikin review film lagi kedepanya, see yaa! :))


Senin, 08 Juni 2015

Supaya Kamu Baca



Apa kabar? Terakhir saya membuat surat permintaan maaf sudah lebih dari satu tahun yang lalu, saat itu saya meminta maaf karena telah selalu membuatmu bingung, saya selalu marah karena hal kecil, dan saya selalu menunjukan sikap yang tidak baik terhadapmu sehingga kamu bilang saya berubah, benar apa katamu, bahkan setahun yang telah kita lewati bersama sudah merubah diri saya sedemikian banyaknya, saya tidak lagi memilih marah dan membuatmu kesulitan untuk meredakan amarah saya dengan mengejar-ngejar saya sepanjang jalan, kini saya lebih memilih diam dan menjauh juga menutup segala pintu komunikasi diantara kita, alasanya saya hanya takut salah berbicara dan membuat masalah semakin rumit, lihatlah saya telah benar-benar berubah kan?

Sekarang hubungan kita sudah bukan seumur jagung lagi, mungkin sudah seumur padi atau pohon apel yang bahkan saya tidak benar-benar tahu padi atau pohon apel membutuhkan waktu berapa lama sampai bisa dipanen, baiklah sekarang kita bukan sedang membicarakan masa panen. Sebenarnya saya hanya ingin bilang bahwa kita sudah bersama cukup lama, kita sudah melewati banyak kebahagiaan dan kesedihan, tapi kita tidak akan pernah tahu sampai kapan kita bisa bersama, maka alangkah baiknya selama kita masih bersama kita harus menciptakan lebih banyak kebahagiaan daripada kesedihan, tapi menurut saya kita tidak memiliki pendapat yang sama tentang hal ini.

Kamu selalu bilang bahwa kamu sangat benci melihat saya menangis, tapi kenapa kamu semakin hebat melakukanya, semakin hebat menjadi alasan penyebab tangisan saya. Kamu bilang kamu mencintai saya, tapi kamu lebih pandai membuat saya menangis daripada tertawa? kamu bilang kamu mencintai saya tapi kenapa kamu masih mencoba mencuri hati wanita lain? kamu bilang kamu mencintai saya tapi kenapa kamu masih menghubungi wanita lain untuk mendapat perhatianya?

Kita tidak pernah kehabisan topik pembicaraan saat bersama, kamu tidak pernah berhenti bicara tentang hal yang menarik perhatianmu, kamu selalu mendadak menjadi seorang yang bijak saat kita membicarakan masalah kehidupan, kamu lancar sekali berbicara tentang hal yang membanggakan dalam pekerjaanmu. Tapi kenapa mulutmu tidak bergeming saat melihat saya menangis? mengapa mulutmu terkunci saat saya marah? mengapa kamu diam seperti kehilangan suara saat bukti pengkhianatanmu terbongkar oleh saya? Mengapa semua kejadian ini harus terjadi beberapa kali? Apakah kamu tidak pernah belajar dari sebuah kesalahan? Atau pelajaran yang kamu terima belum cukup sehingga harus melakukan kesalahan lagi?

Sampai saat ini entah sudah berapa kali kamu membuat saya menangis, saya sampai tidak bisa menghitungnya, atas segala kesalahan yang telah kamu perbuat saya sudah selalu memaafkanya. Saya juga bukan tidak pernah berbuat salah, saya juga seringkali berbuat suatu hal yang tidak baik padamu, tapi bahkan sekarang saya sudah terlalu sering mendengar kata maaf darimu, artinya sudah banyak sekali juga kesalahanmu sehingga kamu harus selalu perlu meminta maaf. Ketika saya mendengar kata maaf saya selalu teringat tentang sebuah kesalahan dan semakin sering saya mendengarnya ingatan tentang segala kesalahan semakin membekas dalam ingatan saya, maka saya tekankan bahwa sudah cukup tidak usah meminta maaf lagi.

Satu hal yang sangat saya benci adalah bahwa kamu tidak pernah merasa puas dengan apa yang kamu punya, kamu selalu bermain main dengan api walaupun kamu tahu kamu bisa saja terbakar, dan bahkan ketika kamu terbakar kemudian menderita luka bakar lalu menangis karena kesakitan saya datang dengan salep penyembuh luka bakar, dan akhirnya kamu sembuh. Tapi tidak lama dari insiden itu kamu kembali menyalakan api dan bermain-main denganya seakan lupa pernah mengalami sakit karena terbakar. Saya tidak habis pikir bahwa kamu bisa begitu mudahnya melupakan sebuah rasa sakit, oh maaf perlu saya tegaskan disini saya yang sakit, kamu yang terbakar dan saya yang terluka. Baiklah, tentang api, terbakar dan luka bakar hanya merupakan kiasan, tapi kata “sakit karena terbakar” sangat nyata dirasakan dan tidak bisa lagi saya buatkan kata-kata kiasannya.

Sampai saat kemarin ketika saya bilang bahwa sebaiknya kita tidak usah bertemu dan berkomunikasi dulu sampai kita bisa mengerti diri kita masing-masing, tapi kalimat yang kamu ucapkan pertama kali adalah “lalu bagaimana dengan tugas kuliah saya?”-- Yaa Tuhan saat itu rasanya saya ingin melempar gelas ke wajahmu, disaat saya bicara serius tentang hubungan kita, kamu hanya memikirkan dirimu sendiri, kamu begitu takut kehilangan seseorang yang selama ini bisa kamu manfaatkan untuk mengerjakan tugas-tugasmu, bukan takut kehilangan pasangamu. Tapi saya masih menahan emosi saya dan berkata “tugas-tugas akan saya kirim lewat email” kamu langsung meng-iya-kan dan pergi tanpa menoleh saya, saya hanya diam terpaku untuk beberapa saat dan kemudian sadar bahwa saya adalah wanita yang cukup kuat atas segala hal yang telah kamu lemparkan pada saya, dan saya menguatkan kedua kaki saya untuk melangkah pergi sendiri kembali bisa pulang kerumah saat malam hari dengan kendaraan umum, kembali pada diri saya yang lama, yang selalu kuat berdiri diatas kaki saya sendiri, meyakinkan diri saya bahwa saya akan selalu baik-baik saja dan menjadi lebih kuat untuk melewati semuanya.

Saya sangat benci dengan seseorang yang selalu menampakan sisi baiknya saja, tidak pernah marah, tidak pernah membentak, berpura-pura menjadi domba yang bersahabat tapi menikam saya dari belakang, kamu mungkin tidak pernah mengumpat saya dengan kata-kata kasar tapi kamu melakukan itu dalam hatimu, kesal kepada saya lalu melampiaskan dengan mengkhianati saya, saya lebih baik dimaki-maki dihadapan muka saya tapi setelah itu masalah selesai. Dan sebenarnya saya bukan orang yang suka menunda masalah dengan diam menunggu suasana lebih tenang, saya lebih suka menyelesaikan masalah saat itu juga, tapi kali ini kenapa saya memilih pergi dan diam adalah karena saya sudah terlalu bingung harus menghadapi orang seperti kamu dengan cara apa lagi.

Saya mengucapkan banyak terimakasih, karena berkat apa-apa yang telah kamu perbuat pada diri saya, saya sudah banyak belajar, saya sudah memiliki lebih banyak pengalaman untuk berurusan dengan seseorang seperti kamu, saya sudah bisa lebih kuat untuk menghadapi dunia nantinya, manajemen konflik saya sudah semakin baik, saya sudah bisa mengatur perasaan saya dengan lebih baik, dan saya sudah belajar bagaimana caranya untuk sebisa mungkin tidak berbuat curang pada pasangan karena saya sudah merasakan bahwa dicurangi itu sangat menyakitkan.

Menurut saya orang baik bukanlah yang suka memberi banyak hal pada orang lain, orang baik adalah orang yang tidak pernah melukai hati orang lain. Karena sebuah luka, sekecil apapun tetaplah luka dan tidak akan pernah ada orang yang nyaman dengan luka dihatinya. Saya bukanlah orang yang baik dan diperlakukan baik oleh orang lain,  kamu telah sedemikian banyak membuat hati saya terluka dan dengan tulisan ini mungkin saya telah sangat dalam melukai hati kamu, saya sadar apa yang saya tulis sangatlah kasar dan begitu menyakitkan ketika dibaca, tapi pahami lah bahwa ini merupkan luapan emosi perasaan saya yang hanya bisa saya tumpahkan melalui sebuah tulisan, kamu bisa mengabaikan apa yang saya tulis, kamu memiliki hak penuh atas apa saja yang akan kamu lakukan.

Ketika kamu selesai membaca tulisan ini, kamu boleh memaki saya dalam hati atau langsung berteriak dihadapan muka saya, kemudian kamu bisa kembali menjalani hidup dengan baik dan tetap melukai beberapa orang disekitarmu, kamu bisa kembali berbahagia karena telah berhasil membodohi satu orang seperti saya sedemikian lamanya, entah saya yang bodoh atau kamu yang tidak cukup pintar membodohi saya sehingga saya selalu sadar telah dibodohi namun tetap bodoh untuk merasa cukup sudah memiliki kamu dan berdiri disampingmu selama ini.

Atas segala yang telah kita lewati bersama, atas komitmen abal-abal yang telah kita genggam selama ini, kamu memiliki hak untuk menentukan akan seperti apa kita kedepanya, dan kamu perlu tahu bahwa masalah dalam hidup saya bukan hanya menyangkut masalah perasaan, saya masih punya segudang masalah yang harus saya hadapi, saya mempunyai tanggung jawab atas kehidupan keluarga saya, saya harus menjalani hidup yang cukup keras untuk bisa bertahan hidup, jadi saya tidak akan membuang-buang waktu untuk fokus dalam masalah antara saya dengan kamu. Saya tidak yakin seseorang seperti kamu akan mau berbagi persoalan hidup dengan saya jadi cukuplah saya sendiri yang akan mengatasinya, saya akan sangat bersyukur jika nantinya akan ada orang yang bisa menemani saya memenangkan sebuah dunia tapi saya tidak banyak berharap dan saya akan berani berperang dengan kehidupan ini hanya sendirian.

Jadi karena sampai saat ini kamu tidak pernah tahu saya bisa sekuat apa, kamu tidak pernah tahu makanan apa yang saya suka, kamu tidak akan pernah tahu lagu apa yang bisa menenangkan diri saya, kamu tidak pernah tau dimana tempat yang bisa membuat saya nyaman, kamu tidak pernah tahu kenapa saya selalu membawa asam mefenamat dalam tas saya, kamu tidak pernah tahu mengapa saya selalu bermasalah dengan pencernaan, kamu tidak pernah tahu apa yang saya inginkan dan kamu tidak pernah berusaha, maka saya cukup tahu diri untuk menangkap apa maksud dari semua ini.

Terimakasih banyak sudah menyempatkan untuk membaca tulisan ini, pasti sangat membosankan. Saya tidak tahu kapan tepatnya kamu akan membaca ini semua, jika saat kamu membaca ini dan kondisi hubungan kita sudah lebih baik, mungkin ini hanya akan menjadi tulisan yang biasa saja, tapi jika kamu membaca tulisan ini saat kondisi hubungan kita semakin buruk maka pahamilah setiap untaian kata yang saya rangkai, dan kamu tidak bisa hanya membacanya satu kali.

Senin, 01 Juni 2015

IRONI


Begitu mudahnya seseorang berkata “aku mencintaimu”  kemudian melakukan kesalahan dengan berkata “sekarang aku mencintai dia”. Begitu mudahkah rasa cinta berpindah dari satu hati ke hati lainya?

Saya tidak pernah memaksa seseorang yang sudah tidak ingin bersama dengan saya karena itu bukan suatu hal yang baik, hanya memelihara rasa ketidaknyamanan antara kita dan jika dibiarkan maka akan menjadi masalah besar dimasa yang akan datang.

Saya rasa bahwa cinta adalah ketika kamu cukup bisa mengerti seseorang, mengerti bagaimana sifatnya, mengerti bagaimana cara bersikap padanya, mengerti bagaimana cara menghadapi kemarahanya, mengerti apa maunya, mengerti apa kebutuhanya dan mengerti akan seperti apa perjalanan hubungan ini nantinya.

Yang artinya ketika kita tidak cukup mengerti dengan pasangan kita maka kita belum sepenuhnya mencintainya, maka jangan pernah marah dan merasa patah hati ketika pasangan berkata bahwa “sekarang aku mencintai dia”. Jika saya yang berada dalam posisi ini, saya akan cukup tersenyum dan berkata “baiklah, selamat berbahagia”.


Saya tau saya bohong di paragraf sebelumnya, dan ini menjadi sebuah perjalanan panjang sebuah ironi, rela sakit demi melihat yang dicintai bahagia, rela terluka hanya karena takut melukai, rela berkorban untuk jatuh ke dasar jurang demi meliat dia terbang diatas awan bersama kebahagiaanya, dan seseorang yang melakukan itu semua telah menjadi pembohong paling menyedihkan di dunia.

Ke-absurd-an dalam diri saya

Saya selalu tidak berkenan dengan kebohongan ataupun pengkhianatan, saya juga tidak pernah suka mendengar sebuah janji, karena ketika seseorang berjanji akan selalu saya ingat secara detail, mungkin perempuan suka kepastian dengan janji ini dan itu tapi saya lebih suka hal-hal yang tidak pasti, karena hidup yang “pasti” adalah hidup yang tidak menarik lagi untuk dijalani.

Saya lebih senang hidup yang sesuai dengan kata hati, berbuat sesuatu jika suka, dan tidak berbuat sesuatu jika tidak suka, jalani jika yakin dan pergi jika ragu-ragu. Saya ingin bertarung dengan segala tantangan dalam hidup, bertarung dengan kesusahan, bertarung dengan ketidakpastian dan bertarung dengan sepenuh tenaga untuk mencapai perjalanan hidup yang paling menarik untuk dijalani, saya tidak pernah merasa membuang-buang waktu dalam hidup saya bahkan ketika saya hanya bermalasan didepan tv seharian, setidaknya saya memberikan waktu bermalasan pada diri saya untuk bertarung lagi dengan kehidupan esok harinya.

Ketika sekian lama saya menjalani hidup sesuka hati saya, senyaman diri saya, membuat saya berani melakukan hal-hal baru yang bahkan membahayakan diri saya, bergaul dengan banyak orang, disukai dan tidak disukai orang lain, menyakiti dan disakiti, kalah dan kemudian menang, lalai kemudian sadar kemudian lalai kembali, berbohong dan dibohongi, berkhianat lalu dikhianati, sampai pada satu titik bahwa hidup tidak segampang itu untuk dilalui dengan sesuka hati.

Entah sudah sebanyak apa saya menyakiti orang lain, entah sudah sebanyak apa saya membohongi orang lain, entah sudah seberapa sering saya dicurangi orang lain, entah sudah sebanyak apa saya disakiti orang lain, dibohongi dan dicurangi, mungkin jumlahnya akan sama banyak atas apa yang saya lakukan dan apa yang saya terima.

Dan akhirnya saya sampai pada satu titik bahwa akan selalu ada hal baik dan hal buruk yang terjadi bersamaan di dunia ini, ada dua sisi hati dalam diri saya, sisi baik dan sisi buruk. Bahkan mungkin saya bisa melakukan hal baik dan hal buruk secara bersamaan, kedua hal tersebut akan selalu ada dalam diri saya. Jadi saya tidak akan sebaik apa yang orang lain pikirkan dan saya tidak akan sejahat apa yang orang lain sangkakan.


Note : Saya sudah seringkali menulis hal yang absurd, mungkin ini yang paling absurd karena suasana hati saya sekarang sedang tidak baik maka mohon maaf bila banyak kata yang tidak baik dalam tulisan ini.

Sabtu, 18 April 2015

Berdua Saja



Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kataKetika kita berduaHanya aku yang bisa bertanyaMungkinkah kau tahu jawabnya

Malam jadi saksinyaKita berdua diantara kataYang tak terucapBerharap waktu membawa keberanianUntuk datang membawa jawaban

Mungkinkah kita ada kesempatanUcapkan janji takkan berpisah selamanya


Berdua Saja - Payung TeduhSong & Lyric : Is
Saya menulis ini sambil mendengarkan sebuah lagu dari payung teduh yang entah sudah berapa ratus kali saya dengar karena selalu jadi lagu pengantar tidur di setiap malam. Kali ini saya ingin menulis tentang sesuatu yang entah apa, yang entah tentang siapa, yang entah kapan dan entah sampai kapan akan terjadi...
Setiap orang pasti setidaknya pernah merasakan keraguan dalam hidupnya, merasa tidak percaya diri untuk berbuat sesuatu bagi dirinya, merasa tidak pantas bagi seseorang, merasa tidak berguna atas apa yang dilakukanya dan merasa sudah tidak ada yang bisa dibanggakan dalam dirinya, tapi ternyata selalu ada jalan, selalu ada kemudahan atas setiap kesulitan dan bersyukur karena hingga saat ini hidupnya baik-baik saja...
Setiap orang pasti ingin mempunyai kehidupan yang selalu baik-baik saja, lahir menjadi seorang anak yang baik, dari keluarga baik-baik, bersekolah ditempat yang baik, lulus dengan nilai yang baik, mendapat pekerjaan yang baik, mendapat pasangan yang baik, kemudian menjadi orang tua yang baik dan akhirnya meninggal dengan cara yang baik...
Tapi kehidupan tidak selalu baik.
Ada kalanya kita bertemu seseorang yang tidak baik lalu terpengaruh menjadi seperti itu, memulai segala kekacauan dalam hidup yang semula baik-baik saja menjadi hancur berantakan. Tapi manusia selalu mempunyai kesempatan untuk memperbaiki segala kesalahan dalam dirinya, meluruskan kembali jalan, merangkai kembali peta kehidupan menuju sesuatu yang baik, karena semuanya berasal pula dari yang baik, yang perlu kita lakukan adalah berhenti sejenak untuk berpikir apa yang seharusnya dilakukan, dan mulai berjalan menentukan cerita kehidupan selanjutnya...
Berjanjilah walaupun hidup yang kita jalani sangat buruk, kita akan selalu bersama untuk memperbaikinya, genggam tangan saya dan semua akan baik-baik saja...


Sabtu, 28 Maret 2015

WHY?

Why you do this to me?Why you do this so easily?You make it hard to smileBecause, You make it hard to breatheWhy you do this to me? Why – Secondhand Serrenade

Sekitar satu bulan lalu saya merasa dicurangi (lagi), perbuatan sama yang dilakukan berulang kali, padahal berulang kali juga kamu berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Semua orang pasti tidak akan pernah suka dikhianati, termasuk saya tentunya...

Bukanya kamu selalu bilang jika semua masalah kita selalu bisa diselesaikan hanya dengan duduk bersama kemudian berbicara segalanya dan masalah selesai, tapi kenapa saat ada yang tidak berkenan dihati, kamu malah pergi ke hati yang lain?


Kemudian saya berfikir bahwa sebenarnya sejak kita pertama kali bertemu yang kamu katakan hanyalah omong kosong, dan apa yang telah kita lewati bersama hanyalah pengisi waktu luang dan kekosongan hari-hari kamu, ayolah kamu sudah terlalu tua untuk menjalani hubungan yang sekedar main-main!

Saya berfikir untuk memutuskan hubugan ini, saya selesai sampai disini dengan kamu, karena sudah terlalu lelah dengan kecurangan yang kamu lakukan pada saya, menyayangi saya dengan tulus sekaligus mencintai orang lain bersamaan.

Tapi itu tidak bisa saya lakukan, dengan pertimbangan segala hal baik yang sudah kita lewati bersama lebih dari setahun kebelakang, kali ini saya masih berhasil mempertahankan aku dan kamu sebagai KITA.

Kedepannya, sebesar apapun masalah kita, sebesar apapun kesalahanmu, saya selalu bisa memaafkanmu tapi tidak akan pernah bisa melupakan itu. Semoga kamu bisa berusaha untuk memenuhi ingatan saya dengan hal-hal yang baik bukan dengan ingatan yang menyakitkan.



Bandung, 8 Maret 2015

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Advertisement

Home Ads

Advertisement

Follow us

Advertisement

About Author

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →

Like us on Facebook

Flickr Images

About me

Saya adalah seorang yang 'easily bored' and bad-tempered idealis yang kurang lebih artinya adala "males"

Facebook

Pages

Blogroll

Pages - Menu

About

Pages - Menu

Flickr Images

Blogger templates

Popular Posts

Popular Posts