Maafkan aku karena belakangan ini terus membuatmu bingung
dan pusing, belakangan ini aku selalu marah karena hal kecil yang kamu lakukan
dan membuatku tidak nyaman, maafkan aku yang belakangan ini sedikit berubah
menurutmu, maafkan aku yang terus menyebut namanya, padahal meski tidak
diungkapkan secara langsung, aku tahu betul bahwa kamu benar-benar tidak suka
jika aku membahas tentangnya..
Hubungan kita memang baru seumur jagung, tapi kita
berdua sama-sama berkomitmen dalam hubungan ini, kamu lelaki dewasa dan aku
wanita dewasa, kita menjalani hubungan yang dilandasi keseriusan, kita
sama-sama tahu bahwa masing-masing diantara kita mempunyai cerita masa lalu
yang sangat jelas membentuk diri kita saat ini, seperti yang sering kamu bilang.
Pertemuan kita sangatlah sederhana, dan jika suatu
saat nanti kita kembali mengenangnya pasti kita akan tertawa. Sampai saat ini
aku masih tidak habis pikir kenapa aku bisa begitu terbuka menerima seorang
pria asing yang mengejar-ngejarku di koridor kampus, seorang lelaki berbadan
tegap sedikit gempal berkulit hitam dan juga konyol karena terus-menerus
menggoda aku yang memang tidak sengaja harus melewatimu beberapa kali, mungkin
saat itu aku terkagum atas keberanianmu hingga akhirnya bisa dengan mudahnya
aku memberikan nomor handphoneku untukmu.
Kamu bukanlah satu-satunya lelaki yang intens
menghubungiku, dan saat itupun aku sedang dekat dengan seseorang, tapi akhirnya
aku memutuskan untuk menjatuhkan hatiku padamu, entah apa yang kamu punya saat
itu akupun tak mengerti, kamu tidak lebih dari seorang pria yang bahkan aku tak
tahu banyak tentang dirimu, tapi karena kenyamanan dan beberapa persamaan yang
kita punya dengan mudahnya kita menjadi cocok satu sama lain.
Aku tahu kamu bukan lelaki romantis yang didambakan
setiap wanita, dan aku tidak akan menuntut hal itu kepadamu. Kamu harus tahu
bahwa aku bisa begitu mengagumimu dengan hal-hal sederhana yang kamu punya,
misalnya dua cangkir cokelat panas dan sepaket obrolan kita tentang captain
amerika sampai siapa presiden Indonesia setelah SBY, kamu dan apapun yang kamu
bicarakan selalu mampu mengimbangi segala kebutuhanku untuk bisa berbagi dengan
satu orang yang istimewa, terimakasih yaa...
Mungkin aku jarang mengucapkan kata ‘terimakasih’ dan ‘maaf’
yang tulus padamu, mungkin belakangan ini sifat egoisku muncul dan selalu
menyalahkanmu untuk setiap masalah yang terjadi, tapi denganmu kita selalu bisa
‘duduk lalu bicara’ dan whoooosss semua
masalah bisa kita selesaikan secara damai, meski terkadang aku selalu tidak
pernah puas dengan segala keputusanmu, tapi inilah saatnya aku bersyukur pada
Tuhan karena dia telah menghadirkan sosokmu dalam hidupku.
Selama hubungan kita terhitung sudah dua kali aku
menangis karenamu, pertama karena insiden malam minggu tanpa aku karena kamu
bersama yang lain dan kedua karena kekacauan di hari ulang tahunku. Aku kecewa,
iya sangat kecewa. Tapi selalu ada maaf untuk seseorang yang kepadanya aku
berjanji akan terus bersama meski beratnya rintangan yang datang. Mungkin ini
berlebihan tapi tidak apa-apa karena memang begitulah adanya.
Seperti yang sudah sering aku bilang bahwa manusia
tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang mereka punya, maka sekali lagi
aku ingatkan mari kita sama-sama belajar utuk merasa cukup dan bersyukur atas
segala yang kita punya, termasuk kamu yang memiliki aku dan aku yang memiliki
kamu. Aku bukan wanita sempurna, kekuranganku tidak akan pernah habis untuk
dijabarkan tapi setidaknya aku akan terus belajar untuk menjadi seseorang yang
cukup untuk memenuhi segala ekspekstasimu tentang kesempurnaan seorang wanita,
aku akan terus belajar menjadi seorang kekasih, seorang teman, seorang adik,
seorang kakak, seorang partner, dan kelak semoga menjadi seorang istri untukmu.
Ini doa yang aku rasa perlu diaminkan, Aamiin.
Dengan sedikit tulisan ini sebenarnya aku ingin
mengungkapkan bahwa meski jarang sekali aku katakan langsung padamu sebenarnya
aku begitu menyayangimu, aku juga mencintaimu meski terkadang diakhir
pembicaraan di telepon ketika kamu bilang “I Love You” aku jarang membalasnya
dengan ucapan serupa, bukanya aku tidak ingin tapi mungkin belum terbiasa saja.
Aku hanya ingin diperlakukan sebagai wanita pada
umumnya, tapi aku tidak akan banyak menuntut ini dan itu padamu, karena aku
tahu sebagai lelaki ada beberapa hal yang harus kamu pikirkan sekaligus,
jadilah lelaki sejati yang meskipun tidak membuatku tersenyum setidaknya tidak membuatku
menangis.
Pada akhir tulisanku setelah kamu membaca semua ini
segera hubungi aku ya, dan ungkapkan saja semua yang kamu rasakan, saat itu aku
akan berfungsi sebagai pendengar yang baik untukmu, seperti yang kamu lakukan
juga, selalu menjadi pendengar yang baik untukku, aku ingin menjadi apa saja
bagimu, demi kita dan kebahagiaan kita. Terimakasih untuk segalanya, aku jatuh
cinta padamu sekali lagi...
0 komentar:
Posting Komentar